jelaskan langkah proses dalam hakikat ipa
KETERAMPILANPROSES DALAM IPA Mintohari Suryanti Wahono Widodo PENDAHULUAN Dalam modul Pembelajaran IPA Unit 1, Anda telah mempelajari hakikat IPA dan pembelajarannya. Hakikat IPA terdiri atas tiga dimensi yaitu dimensi proses, produk, dan sikap ilmiah. IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk).
1 Dengan meninjau pada proses-proses IPA, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk melakukan penemuan bidang IPA dan kemudian proses-proses ini diadopsi pada langkah-langkah kegiatan dalam strategi PBM IPA, maka akan dapat ditelaah jalur-jalur mana saja yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan IPA.
l m) KESIMPULAN 4 Pada hakikatnya, IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan pengamatan ilmiah sehingga dapat membentuk sikap ilmiah.
LangkahLangkah Pembuatan Mind Mapp. Hal-hal yang harus dipersiapkan ketika akan membuat atau menggunakan metode mind mapping adalah : >Kertas kosong tak bergaris. >Pena atau spidol berwarna-warni. >Otak dan imajinasi. > Buku sumber sebagai salah satu sumber bagi siswa. Demikianlah 10 Model Pembelajaran IPA Di SD.
Je Me Suis Inscrite Sur Un Site De Rencontre. Halo adik-adik, pada materi kali ini kakak akan menjelaskan tiga 3 proses penyelidikan IPA. Bisakah kalian sebutkan apa saja ketiga proses metode ilmiah itu? Tenang aja, kakak akan menguraikannya secara lengkap untuk kalian. Jadi, sebagaimana yang sering dijelaskan, IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan pengetahuan tentang alam dan isinya. Pengetahuan-pengetahuan itu diperoleh dengan cara melakukan proses penyelidikan yang menerapkan kaidah-kaidah ilmiah. Sebagai cara penyelidikan, IPA memberikan gambaran tentang pendekatan-pendekatan dalam menyusun pengetahuan. Hasil temuannya berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya fisika, biologi, kimia, dan sebagainya. Berikut ini 3 proses atau langkah-langkah penyelidikan IPA.... Tiga 3 Proses Penyelidikan IPA Penyelidikan ilmiah IPA melibatkan tiga proses keterampilan atau tahap metode ilmiah yang harus dikuasai, yaitu pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Berikut ini kakak jelaskan secara rinci 1. Pengamatan Tahapan pertama dalam proses penyelidikan IPA adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan melibatkan pancaindra atau bantuan alat ukur untuk mengumpulkan data dan informasi. Pengamatan dengan Indra Pengamatan yang hanya menggunakan alat indra saja, disebut pengamatan kualitatif. Melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa merupakan bentuk-bentuk pengamatan dengan indra. Contohnya, ketika kita melihat bunga, maka kita dapat mengetahui warna bunga dengan penglihatan kita, mencium bau harum bunga dengan hidung kita, dan lain sebagainya. Pengamatan dengan Alat Ukur Pengamatan yang menggunakan alat ukur dengan satuan baku disebut pengamatan kuantitatif. Alat ukur itu bisa berupan mistar, rol meter, neraca, dan lain sebagainya. Contoh, ketika kita mengukur panjang buku dengan penggaris, menimbang benda dengan neraca, dan lain-lain. 2. Membuat Inferensi Tahap kedua dalam proses penyelidikan IPA adalah membuat inferensi. Inferensi adalah kegiatan merumuskan penjelasan berdasarkan hasil pengamatan. Penjelasan ini digunakan untuk menemukan pola-pola atau hubungan-hubungan antaraspek yang diamati, serta membuat prediksi. Inferensi berupaya untuk memberikan alasan tentang mengapa suatu pengamatan terjadi. Sebagai contoh, ketika melihat suatu petak rumput mati, maka suatu inferensi yang bisa diajukan adalah bahwa kekeringan yang menyebabkan rumput itu mati. 3. Mengomunikasikan Tahap ketiga dalam proses penyelidikan IPA adalah mengomunikasikan hasil pengamatan. Ketika seseorang mengomunikasikan hasil kajian maupun penelitian IPA, ia harus menyampaikan dengan jelas, tepat, tanpa menimbulkan ambigu. Mengomunikasikan bisa dilakukan secara tertulis berupa pembuatan tulisan/karangan ilmiah, pemberian label, menggambar, melengkapi peta konsep, mengembangkan/melengkapi petunjuk kerja, atau membuat grafik. Sedangkan, melalui lisan misalnya dalam presentasi, diskusi, atau seminar ilmiah. Kesimpulan Jadi, tiga 3 proses penyelidikan IPA yang harus dikuasai adalah pengamatan, membuat inferensi, dan mengomunikasikan. Gimana adik-adik, udah paham kan materinya? Jangan bingung lagi yah jika mendapat pertanyaan "Sebutkan 3 proses penyelidikan IPA". Kalian jawab aja menggunakan penjelasan di atas. Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Dewi Setya Ningrum Mahasiswa PGSD Universitas Muhammadiyah PurworejoKeterampilan Proses Sains KPS merupakan keterampilan yang menjadi penggerak dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai dalam pembelajaran. Keterampilan proses sains terdiri dari 6, yaitu 1 Observasi atau mengamati, 2 mengelompokkan, 3 mengukur, 4 mengkomunikasikan, 5 membuat kesimpulan sementara, dan 6 melakuakan eksperimen. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum, dan teori sains. Dengan melibatkan keterampilan kognitif dan intelektual, siswa diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Bu Guru di SD N, Peserta didik mudah menyerap pembelajaran secara langsung dengan melakukan pengamatan langsung atau anak melakukan percobaan dengan pengawasan orang dewasa. Pengamatan tersebut termasuk suatu strategi guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Banyak kesulitan yang dialami guru dalam melakukan pembelajaran tersebut salah satunya yaitu waktu yang kurang. Cara guru mengatasi kesulitan tersebut yaitu dengan menambah waktu di luar jam pembelajaran, memberikan video yang berkaitan atau meminta orang tua untuk mendampingi anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan yaitu tugas mandiri terstruktur dan tugas tidak terstruktur. Di sekolah guru juga sudah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk meningkatkan keterampilan proses sains diantaranya Buku pembelajaran, Laptop, Alat peraga dan Media pembelajaran. Cara Bu Guru di SD N untuk meningkatkan keterampilan proses sains di kelas yaitu dengan melakukan tanya jawab, diskusi, memberikan tugas terstruktur dan tidak terstruktur, dan diakhir pembelajaran peserta didik diharuskan menyimpulkan pembelajaran yang sudah dipelajari. Dengan begitu peserta didik memperoleh keterampilan berfikir kritis, rasa percaya diri, menumbuhkan kerja sama tim dan dapat bersosialisasi dengan baik. Menurut Semiawan 1992, terdapat beberapa faktor yang mendasari bahwa pendekatan keterampilan proses sains perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, yaitu Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada kencenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak 100%, tetapi bersifat proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. Peserta didik akan mengalami proses belajarnya sendiri. Dalam pembelajaran sains, seorang guru sebaiknya mengetahui karakteristik siswa SD dan hakikat sains itu sendiri, baik sebagai produk, proses maupun sikap ilmiah. Mengacu pada arahan pembelajaran pada kurikulum 2013, yaitu sains diajarkan melalui metode discovery, maka pembelajaran sains diarahkan untuk melakukan serangkaian proses ilmiah untuk mendapatkan sebuah konsep sains. Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Menurut Carin dalam Amien, Mohammad 19874 mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Fisher juga mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan observasi. IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran . IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Menurut kurikulum 1994 dalam Tri Priantoro 20115 dijelaskan pengertian IPA sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melaui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan menurut Maria Melani Ika 20111 hakekat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmia berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Pendidikan IPA di SD Hakikat pendidikan IPA menurut Tri Priantoro 20111-4 dapat dikategorikan kedalam tiga dimensi yaitu a. Dimensi Produk Dimensi produk meliputi konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam IPA yang merupakan hasil rekaan manusia dalam rangka memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Produk IPA tidak diperoleh berdasarkan fakta semata, melainkan berdasarkan data yang telah teruji melalui serangkaian eksperimen dan penyelidikan. Fakta adalah fenomena alam yang berhasil diobservasi tetapi masih memungkinkan adanya perbedaan persepsi di antara pengamat pelaku observer. Tiga kriteria bagi suatu produk IPA yang benar 1. Mampu menjelaskan fenomena yang telah diamati atau telah terjadi. 2. Mampu memprediksi peristiwa yang akan terjadi. 3. Mampu diuji dengan eksperimen sejenis. b. Dimensi Proses Dimensi proses yaitu metode memperoleh pengetahuan yang disebut dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dalam proses IPA memiliki kerangka dasar prosedur yang dapat dijabarkan dalam enam langkah 2. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan. 3. Pengklasifikasian data. 4. Perumusan hipotesis. 5. Pengujian hipotesis. 6. Deduksi dan hipotesis. 7. Tes dan pengujian kebenaran hipotesis. c. Dimensi Sikap Dimensi sikap dalah keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketikan mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Dalam hal ini yang dimaksud dengan sikap adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar, menurut Artoyo dalam Wynne Harlen 1991 36, yaitu sebagai berikut 1 Sikap ingin tahu, yaitu suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya. 2Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru Sikap ini dapat terjadi jika siswa memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya terhadap sesuatu. Akan tetapi hal ini masih bersifat sementara karena adanya keterbatasan berpikir dan panca indera manusia. 3 Sikap kerjasama Sikap ini berguna untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Kerjasama ini dibutuhkan karena pengetahuan yang kita miliki mungkin masih terbatas dibandingkan dengan pengetahuan orang lain. 4 Sikap tidak putus asa Adanya kegagalan yang terus menerus tidak membuat para ilmuan putus asa untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Sikap ini juga diharapkan ada pada diri siswa. 5 Sikap tidak purba sangka Dalam menetapkan suatu kebenaran haruslah objektif. Objektif membuat orang menjadi tidak purba sangka. Oleh karena itu anak Sekolah Dasar melakukan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran itu. 6 Sikap mawas diri Para ilmuan itu mejunjung tinggi kebenaran. Kebenaran itu tidak hanya ditujukan di luar diri namun juga terhadap dirinya sendiri. Hal ini juga dikembangkan pada siswa Sekolah Dasar agar senantiasa jujur. 7 Sikap tanggung jawab Sikap tanggung jawab diajarkan kepada siswa dengan membuat pengamatan dan melaporkan hasil pengamatan maupun eksperimen. Obyek merupakan unsur yang mutlak diparlukan karena obyektifitas salah satu kebenaran ilmu. contoh katakan merah kalau bunga mawar itu merah. 9Sikap kedisiplinan diri Sikap disiplin diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol ataupun mengatur dirinya untuk mencapai tujuan. Sikap ini dikembangkan di Sekolah Dasar dengan melakukannya pada kegiatan pengamatan maupun eksperimen secara serius. c. Prinsip Umum Pembelajaran IPA Menurut John S. Richardson dalam Maria Melani Ika 20116 ada 7 prinsip dalam belajar-mengajar IPA, yaitu a Prinsip keterlibatan siswa secara aktif Guru harus melibatkan siswa untuk memeperoleh ilmu yang mereka cari. Pelajaran yang disajikan harus membuat siswa aktif dan mereka berusaha untuk mencari tahu sendiri. b Prinsip belajar berkesinambungan Dalam proses belajar mengajar selalu diawali dari hal-hal yang dimiliki atau dipahami oleh siswa. Pengetahuan yang sudah dimiliki atau dipahami siswa itu dijadikan jembatan bagi siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan baru. Hal ini juga dapat digunakan guru untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengolah bahan pelajaran. c Prinsip motivasi Guru harus dapat berbuat sesuatu yang menumbuhkan dorongan belajar siswanya. Dorongan dapat bersumber dari kebutuhan yang hakiki dari diri manusia. d Prinsip multi saluran Guru harus menyadari bahwa daya pemahaman masing-masing siswa tidak sama, ada yang mudah paham dengan hanya diberi ceramah oleh guru, ada juga yang baru dapat memahami setelah ia ikut aktif mengolah materi pelajaran. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai saluran dalam mengajar siswanya, misalnya saja dengan ceramah, diskusi, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan/ observasi. e Prinsip penemuan Dalam memahami sesuatu konsep atau simbol-simbol guru tidak langsung member tahu kepada siswanya, tetapi guru member peluang agar siswa dapat memperoleh sendiri pengertian-pengertian itu melalui pengalamannya. f Prinsip totalitas Guru harus berusaha mengkondisikan kegiatan pengajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar, dengan melibatkan siswa secara total melalui pancaindra, emosi, fisik, maupun pikirannya. Dapat dilakukan dengan memvariasikan kegiatan pengajaran siswa dan juga menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman. Guru harus menyadari bahwa siswanya mempunyai pribadi yang unik atau setiap siswa memiliki pribadi yang berbeda-beda. Perbedaan individu siswanya itu terutama ditujukan pada adanya perbedaan kemampuan kecerdasan dan ketepatan belajar dan motivasi belajar. Apabila guru dapat memahami siswanya maka guru dapat menempatkan siswanya untuk mendapat kesempatan belajar yang sesuai dengan kapasitas dan minatnya. IPA yang efektif Dalam buku Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif Depdiknas, 20035-6, Tri Priantoro 201122 pembelajaran yang efektif secara umum diartikan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar yang memberdayakan potensi siswa peserta didik serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Ciri-ciri pembelajaran yang efektif menurut Depdiknas, dalam Tri Priantoro 201122 a. Pertama, berpijak pada prinsip konstruktivisme. Pembelajaran beranjak dari paradigma guru yang memandang bahwa belajar bukanlah proses siswa menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru, melainkan sebagai proses siswa membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. b. Kedua, berpusat pada siswa. Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa. c. Ketiga, belajar dengan mengalami. pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajari.. d. Keempat, mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional. Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau demikian, pembelajaran memungkinkan siswa bersosialisasi dengan menghargai perbedaan pendapat, sikap, kemampuan, prestasi dan berlatih untuk bekerjasama. e. Kelima, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Sementara, rasa fitrah ber-Tuhan merupakan embrio atau cikal bakal untuk bertaqwa kepada Tuhan. f. Keenam, belajar sepanjang hayat. Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk bisa bertahan survive dan berhasil sukses dalam menghadapi setiap masalah sambil menjalani proses kehidupan sehari-hari. Demikian pula pembelajaran perlu membekali siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar kelas. g. Ketujuh, perpaduan kemandirian dan kerjasama. Siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya. Pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjasama, dan solidaritas. Pembelajaran perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.
Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat Ipa – Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu yang mengkaji tentang fenomena alam seperti fisika, kimia, biologi, dan geografi. Hakikat IPA adalah proses berpikir ilmiah yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta. Dengan menggunakan hakikat IPA, kita dapat menemukan cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang dunia kita dan memahami fenomena alam. Langkah proses hakikat IPA terdiri dari beberapa langkah yang berbeda. Pertama, kita harus mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita memiliki tujuan yang jelas dan fokus saat melakukan penelitian. Setelah itu, kita harus mengumpulkan data melalui berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan catatan. Data yang kita terima harus diverifikasi agar kita dapat yakin bahwa informasi yang kita terima adalah benar dan akurat. Selanjutnya, kita harus menganalisis data yang kita terima untuk mencari jawaban atau solusi untuk masalah yang telah kita identifikasi. Kita harus menggunakan berbagai teknik dan alat untuk menganalisis data seperti diagram, grafik, tabel, dan lain-lain. Setelah kita menganalisis data, kita perlu menarik kesimpulan yang berguna dari data yang kita terima. Terakhir, kita perlu mempublikasikan hasil kita agar dapat dinikmati dan dibagikan oleh orang lain. Kita dapat mempublikasikan hasil kita dengan menulis makalah, laporan, atau artikel di media cetak atau media online. Dengan demikian, kita dapat membagikan informasi yang kita dapatkan melalui hakikat IPA dan berbagi pengetahuan kita dengan orang lain. Dengan demikian, ini adalah langkah proses hakikat IPA. Hakikat IPA adalah proses yang penting untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam semesta dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kita miliki. Kita dapat menggunakan hakikat IPA untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan 2. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan 3. Verifikasi data yang telah 4. Menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan 5. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah 6. Mempublikasikan hasil dari analisis data. Penjelasan Lengkap Jelaskan Langkah Proses Dalam Hakikat Ipa 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Hakikat Ipa adalah proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan menganalisis informasi yang valid untuk membuat keputusan yang bijaksana. Proses ini biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan kritis, seperti dalam peradilan. Hakikat Ipa berusaha untuk mencapai kebenaran dalam penyelidikan, sehingga hasil akhirnya dapat diandalkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah proses Hakikat Ipa. 1. Mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Langkah pertama dalam proses Hakikat Ipa adalah mengidentifikasi masalah atau pertanyaan yang akan diteliti. Ini penting karena akan menentukan bagaimana penyelidikan harus dilakukan. Setiap pertanyaan atau masalah yang diteliti akan memiliki kerangka kerja yang berbeda dan menuntut cara penyelidikan yang berbeda. Misalnya, jika Anda ingin meneliti suatu kasus, Anda harus mengidentifikasi pertanyaan yang akan diteliti dan kemudian mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ini akan membantu Anda membuat keputusan yang bijaksana. 2. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan catatan. Mengumpulkan data melalui berbagai sumber merupakan salah satu langkah penting dalam hakikat ilmu pengetahuan IPA. Hal ini penting karena data merupakan dasar bagi pengembangan penelitian. Dengan mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi, peneliti dapat membuat kesimpulan yang akurat dan kredibel. Pengumpulan data dalam hakikat IPA dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan buku. Buku merupakan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Buku dapat menyediakan berbagai macam informasi yang dapat digunakan untuk membangun kesimpulan dalam hakikat IPA. Buku dapat berisi informasi tentang fenomena dan teori-teori yang digunakan dalam hakikat IPA. Buku juga dapat menyediakan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dapat digunakan untuk membangun kesimpulan yang lebih akurat. Selain buku, jurnal juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Jurnal merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh berbagai lembaga dan organisasi. Jurnal yang diterbitkan oleh lembaga dan organisasi tersebut biasanya berisi informasi yang diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan. Dengan membaca jurnal tersebut, peneliti dapat mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi. Kemudian, catatan juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Catatan dapat berupa catatan hasil observasi atau catatan hasil wawancara. Catatan dapat menyediakan informasi yang lebih akurat dan mendalam tentang suatu fenomena atau masalah. Dengan membuat catatan hasil observasi, peneliti dapat memastikan bahwa informasi yang didapat benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, pengumpulan data melalui berbagai sumber merupakan salah satu langkah penting dalam hakikat IPA. Dengan mengumpulkan data yang valid dan terverifikasi, peneliti dapat membangun kesimpulan yang akurat dan kredibel. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan catatan. Dengan menggunakan berbagai sumber tersebut, peneliti dapat mengumpulkan informasi yang akurat dan tepat untuk mengembangkan penelitian. 3. Verifikasi data yang telah diperoleh. Verifikasi data yang telah diperoleh merupakan salah satu langkah dalam proses Hakikat IPA. Verifikasi data adalah proses memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. Verifikasi data yang telah diperoleh dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, Anda dapat mengecek data dengan cara meneliti kembali sumber data yang digunakan. Dengan melakukan ini, Anda dapat memastikan bahwa data yang Anda terima benar-benar akurat, dan Anda dapat memastikan bahwa data tersebut benar-benar valid. Hal ini penting untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. Kedua, Anda dapat mengkonfirmasi data dengan cara meneliti informasi tambahan yang dapat Anda temukan. Ini dapat dilakukan dengan membaca ulang catatan atau dokumentasi yang berkaitan dengan data yang telah diperoleh. Anda juga dapat mencari informasi tambahan dari sumber lain yang dapat Anda temukan untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Ketiga, Anda dapat menggunakan metode kontrol untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Dengan metode kontrol, Anda dapat mencari alasan atau alasan yang mungkin menyebabkan data yang telah diperoleh tidak akurat. Misalnya, jika Anda menggunakan survei untuk mengumpulkan data, Anda dapat menggunakan metode kontrol untuk memastikan bahwa semua pertanyaan yang disajikan dalam survei adalah benar dan tepat. Verifikasi data yang telah diperoleh merupakan salah satu langkah penting dalam proses Hakikat IPA. Verifikasi data penting untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh benar-benar akurat dan valid. Dengan melakukan verifikasi data, Anda dapat memastikan bahwa data yang telah diperoleh dapat diandalkan untuk mencapai tujuan penelitian. 4. Menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Analisis data merupakan komponen vital dalam proses hakikat IPA. Analisis data menggunakan berbagai teknik dan alat membantu para ahli penelitian untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Proses ini juga membantu para peneliti untuk membuat asumsi tentang konteks dan tren dari data yang telah mereka kumpulkan. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Pertama, para peneliti harus menentukan teknik dan alat yang akan digunakan untuk menganalisis data. Terdapat berbagai teknik dan alat yang tersedia untuk dipilih. Misalnya, salah satu alat yang sering digunakan untuk menganalisis data adalah software analisis statistik. Software ini dapat membantu para peneliti dalam menganalisis data menggunakan metode statistik seperti regresi, analisis varians, atau analisis faktor. Kedua, para peneliti harus mengumpulkan data yang relevan untuk analisis. Data yang relevan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti wawancara, survei, atau penelitian eksperimental. Setelah data telah diperoleh, para peneliti harus memastikan bahwa data tersebut akurat dan dapat diandalkan. Ketiga, data perlu diorganisir dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Organisasi dan pengolahan data dapat dilakukan melalui tabulasi atau grafik. Ini membantu para peneliti untuk menganalisis data secara efisien dan menarik kesimpulan yang tepat. Keempat, para peneliti dapat mulai menganalisis data. Ini termasuk menggunakan alat yang telah dipilih sebelumnya, seperti software analisis statistik. Ini membantu para peneliti untuk menganalisis data dengan cepat dan akurat. Alat ini juga dapat digunakan untuk membantu para peneliti dalam menarik kesimpulan dari hasil analisis data. Kelima, para peneliti perlu memeriksa hasil analisis data untuk memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik sesuai dengan data yang diperoleh. Ini juga membantu para peneliti untuk memastikan bahwa semua data yang digunakan dalam analisis telah diperiksa dan valid. Proses berikut ini diperlukan dalam menganalisis data menggunakan berbagai teknik dan alat. Proses ini membantu para peneliti untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Dengan mematuhi langkah-langkah ini, para peneliti dapat mengetahui informasi penting yang diperlukan dalam proses hakikat IPA. 5. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh. Menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh merupakan tahap akhir dalam proses Hakikat IPA. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, para peneliti dapat menarik kesimpulan yang berguna. Kesimpulan dapat ditarik dengan menggunakan data yang telah diperoleh selama proses mengumpulkan dan menganalisis data. Data ini dapat berupa data kuantitatif, seperti hasil dari observasi atau kuisioner yang telah dilakukan, atau data kualitatif, seperti hasil dari wawancara. Data yang telah diperoleh dianalisis dan dikumpulkan. Analisis data dapat melibatkan statistik deskriptif, seperti pengukuran rata-rata, median, dan dispersi. Analisis yang lebih kompleks dapat melibatkan statistik inferensial, seperti regresi linear, korelasi, dan analisis varians. Setelah mempertimbangkan hasil dari analisis data, para peneliti dapat menarik kesimpulan yang berguna. Kesimpulan ini dapat berupa hipotesis yang berdasarkan pada hasil observasi atau wawancara, atau bahkan kesimpulan yang berdasarkan pada hasil dari perhitungan statistik. Kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berdampak pada perubahan perilaku atau proses yang diteliti. Hal ini dapat membantu para peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong perubahan dan membantu para praktisi untuk memahami konteks lingkungan yang menyebabkan perubahan atau perilaku. Kesimpulan yang diperoleh dari proses Hakikat IPA dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat untuk masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, menarik kesimpulan yang berguna dari data yang telah diperoleh merupakan tahap akhir yang penting dalam proses Hakikat IPA. 6. Mempublikasikan hasil dari analisis data. Mempublikasikan hasil dari analisis data merupakan salah satu langkah terakhir dalam proses Hakikat IPA. Setelah melakukan analisis data, laporan akhir akan dibuat dan dikirimkan kepada para pemangku kepentingan. Selain itu, hasil akhir dari analisis data juga dapat dibagikan secara luas melalui media sosial, situs web, atau publikasi lainnya. Mempublikasikan hasil dari analisis data dapat membantu para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang tepat. Hasil analisis juga dapat digunakan untuk memahami tren dan pola yang dapat membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan yang tepat. Tahap pertama dalam mempublikasikan hasil dari analisis data adalah membuat laporan yang menjelaskan hasil dari analisis. Laporan tersebut harus menjelaskan secara jelas dan tepat apa yang telah dicapai dan bagaimana analisis itu dapat membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, laporan ini juga harus meliputi informasi lainnya seperti batasan kegiatan, metodologi yang digunakan, metode analisis data yang digunakan, dan hasil akhir dari analisis. Kemudian, hasil dari analisis data harus dibagikan secara luas melalui berbagai media seperti media sosial, situs web, atau publikasi lainnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hasil dari analisis data dapat dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan. Dengan membagikan hasil dari analisis data, semua pemangku kepentingan akan memiliki gambaran yang sama tentang apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, hasil dari analisis data juga dapat digunakan untuk membangun kepercayaan dari semua pihak yang berkepentingan. Dengan mempublikasikan hasil dari analisis data, para pemangku kepentingan akan dapat melihat bahwa hasil dari analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kesimpulannya, mempublikasikan hasil dari analisis data merupakan langkah terakhir dalam proses Hakikat IPA. Melalui publikasi hasil dari analisis data, para pemangku kepentingan akan dapat melihat hasil dari analisis data yang telah dilakukan, dan hal ini akan membantu mereka dalam membuat keputusan yang tepat. Selain itu, mempublikasikan hasil dari analisis data juga dapat membangun kepercayaan dari semua pihak yang berkepentingan.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran dimana peserta didik menerima dan memahami pengetahuan sebagai bagian dari dirinya, dan kemudian mengolahnya sedemikian rupa untuk kebaikan dan kemajuan bersama. Pendidikan yang dimaksud diatas bukanlah berupa materi pelajaran yang didengar ketika diucapkan, dilupakan ketika pendidik selesai mengajar dan baru diingat kembali ketika masa ulangan atau ujian datang, akan tetapi sebuah pendidikan yang memerlukan proses, yang bukan saja baik, tetapi juga asyik dan menarik, bagi pendidik maupun peserta didik. Anam Khoirul,2015 Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep Trianto, 2014, p. 137. Fisika pada hakikatnya dipandang sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah, oleh sebab itu fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar atau pemahaman Rahayu Septri, 2014. juga didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmia Pudjiadi,1999;Kepmendikbud, 2014. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data,dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan cara diperoleh dengan melakukan observasi,eksperimentasi,penyimpulan data,dan penyusunan teori. Kegiatan tersebut kemudian bisa dilanjutkan lagi dengan kegiatan observasi lagi,eksperimentasi lagi,dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang yang demikian ini dikenal dengan metode ilmiah scientific method.Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu yang berkembang berdasarkan hasil penyelidikan/pengamatan baik melalui kegiatan laboratorium maupun pengamatan terhadap gejala fenomena dan benda-benda materi/ zat di alam semesta, mengikuti langkah-langkah metode ilmiah. Langkah penting dalam proses penyelidikan tersebut adalah kegiatan pengamatan observasi,dilanjutkan dengan pengukuran,dan pengolahan data,sampai diperoleh kesimpulan dalam bentuk konsep, prinsip dan hukum-hukum yang membangun IPA. Karena itu membelajarkan IPA memerlukan strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik IPA itu berbasis pendekatan ilmiah itu menurut Kemdikbud 2013 lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional dalam hal retensi informasi dari guru serta perolehan pemahaman kontekstual materi pelajaran Kemdikbud,2013. Permendikbud tahun 2013 disebutkan bahwa proses pembelajaran disebut ilmiah jika substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu,serta mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,memahami,memecahkan masalah,dan
jelaskan langkah proses dalam hakikat ipa